IJTI Kecam Insiden Shireen Jurnalis Al Jazeera Tewas oleh Militer Israel: Desak Investigasi Transparan

13 Mei 2022, 09:51 WIB
IJTI Kecam Tewasnya Shireen Jurnalis Al Jazeera di Tepi Barat oleh Militer Israel: Desak Investigasi Transparan /Instagram/@shireenabuakleh

PORTAL JEPARA - IJTI atau Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia kecam kekerasan yang akibatkan Shireen Abu Akleh (51) jurnalis Al Jazeera tewas saat reportase di Tepi Barat.

Rasa prihatin IJTI dengan insiden Shireen Abu Akleh tewas ditembak oleh tentara Israel saat meliput serangan militer Israel di sebuah kamp Palestina di Tepi Barat. 

IJTI menyebut jika peristiwa Shireen tewas ditembak tentara Israel menodai kemerdekaan pers sedunia yang baru saja dirayakan awal bulan Mei lalu.

Baca Juga: Cinta Anggika Bolsterli Berawal Injak Kotoran Kuda Rayn Wijaya, Alur Cerita FTV Guruku Hari Ini Esok dan Nanti

Tewasnya Shireen Abu Akleh akibat konflik Israel dan Palestina semakin menambah daftar jurnalis yang dibunuh di dunia. 

Karenanya, IJTI mengeluarkan sikap tegas mengecam dan mengutuk kekerasan tentara Israel yang menyebabkan jurnalis Al Jazeera Shireen tewas.

Salah satu sikap tegas IJTI yakni mendesak otoritas dunia melakukan investigasi tewasnya Shireen secara terbuka dan transparan.

Baca Juga: Daftar Pemain dan Sinopsis FTV SCTV Guruku Hari Ini Esok dan Nanti: Ada Anggika Bolsterli dan Rayn Wijaya

Ketua Umum IJTI Herik Kurniawan dan Sekjen Usman Almarwan dalam rilis persnya, mencatat kurun waktu 10 tahun setidaknya ada 562 jurnalis di dunia yang dibunuh.

Sementara pada tahun 2021 ada sebanyak 45 jurnalis yang tewas di bunuh di seluruh dunia. 

Tewasnya Shireen Abu Akleh serta jurnalis lainnya di berbagai belahan dunia saat menjalankan tugas mulianya menjadi bukti betapa masih rentannya keselamatan bagi para jurnalis.

Baca Juga: Klaim Ratusan Primogems Genshin Impact Tanpa Kode Reedem, Begini Caranya

Dunia telah bersepakat bahwa profesi jurnalis adalah profesi yang harus dilindungi dan terbebas dari segala intervensi.

Kasus kekerasan yang menimpa jurnalis saat menjalankan tugasnya harus menjadi perhatian seluruh dunia.

Karena situasi ini menjadi ancaman serius bagi kemerdekaan pers di seluruh dunia.  

Baca Juga: Hasil Perempat Final Thomas Cup Ahsan/ Kevin adalah Kunci ke Semifinal: 2 Set hanya 30 Menitan

IJTI menaruh perhatian serius terhadap kasus kekerasan yang menimpa para jurnalis tidak hanya di dalam negeri namun juga di berbagai belahan dunia terutama tewasnya Shireen Abu. 

Atas tragedi ini Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) menyampaikan beberapa hal sebagai berikut : 

1. Menyampaikan keprihatinan serta duka yang mendalam atas meninggalnya Shireen Abu Akleh saat meliput konflik Israel dan Palestina.

2. Mengecam dan mengutuk segala bentuk kekerasan kepada para jurnalis di berbagai belahaan dunia.

3. Meminta kepada badan dunia untuk komitmen menjaga dan melindungi para jurnalis yang tengah menjalankan tugasnya.

4. Mendesak otoritas dunia agar dilakukan investigasi mendalam dan transparan terhadap kasus tewasnya Shireen.

5. Mengajak seluruh organisasi jurnalis di dunia untuk bersatu melawan berbagai kekerasan terhadap jurnalis.

6. Menyerukan kepada seluruh jurnalis di Indonesia dan di dunia untuk mengutamakan keselamatan saat menjalankan tugasnya.

Di beritakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh ditembak di kepala oleh tentara Israel saat meliput serangan militer, Rabu 12 Mei 2022.

Shireen Abu Akleh lahir di Yerusalem pada 1971 dan memperoleh gelar sarjana dalam bidang jurnalisme dan media dari Universitas Yarmouk di Yordania.

Dia bekerja sebagai jurnalis untuk saluran berbahasa Arab Al Jazeera selama 25 tahun sampai dia terbunuh.***

Editor: Ambar Adi Winarso

Tags

Terkini

Terpopuler