PORTAL JEPARA - IJTI atau Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia kecam kekerasan yang akibatkan Shireen Abu Akleh (51) jurnalis Al Jazeera tewas saat reportase di Tepi Barat.
Rasa prihatin IJTI dengan insiden Shireen Abu Akleh tewas ditembak oleh tentara Israel saat meliput serangan militer Israel di sebuah kamp Palestina di Tepi Barat.
IJTI menyebut jika peristiwa Shireen tewas ditembak tentara Israel menodai kemerdekaan pers sedunia yang baru saja dirayakan awal bulan Mei lalu.
Tewasnya Shireen Abu Akleh akibat konflik Israel dan Palestina semakin menambah daftar jurnalis yang dibunuh di dunia.
Karenanya, IJTI mengeluarkan sikap tegas mengecam dan mengutuk kekerasan tentara Israel yang menyebabkan jurnalis Al Jazeera Shireen tewas.
Salah satu sikap tegas IJTI yakni mendesak otoritas dunia melakukan investigasi tewasnya Shireen secara terbuka dan transparan.
Ketua Umum IJTI Herik Kurniawan dan Sekjen Usman Almarwan dalam rilis persnya, mencatat kurun waktu 10 tahun setidaknya ada 562 jurnalis di dunia yang dibunuh.