Sejarah Panjang Lahir Ormas Pemuda Pancasila, Berawal dari Petinggi Militer Pelindung NKRI dari PKI

- 29 November 2021, 13:38 WIB
Sejarah Panjang Lahir Ormas Pemuda Pancasila, Berawal dari Petinggi Militer Pelindung NKRI dari PKI
Sejarah Panjang Lahir Ormas Pemuda Pancasila, Berawal dari Petinggi Militer Pelindung NKRI dari PKI /Sukoharjoupdate/Bramantyo

Baca Juga: Profil Nadzira Shafa, Perempuan Cantik yang Dinikahi Ameer Azzikra Selama 172 Hari

Jika dahulu Pemuda Pancasila dijadikan tangan panjang untuk merambah dunia politik, kini kondisinya sudah berbeda.

Dalam Mubes VII tahun 2001 di Wisma Kinasih Bogor, diputuskan bahwa Pemuda Pancasila tidak lagi berbentuk OKP namun berubah menjadi Ormas yang bebas dari segala bentuk permainan politik praktis.

Dengan keputusan ini maka induk organisasi mencanangkan suatu kebijakan, para kader Pemuda Pancasila ada di mana-mana tapi tidak ke mana-mana dengan jumlah anggota kurang lebih 7.000.000 anggota militan.

Arah kegiatan organisasi lebih dititikberatkan untuk bergerak di sektor kegiatan sosial kemasyarakatan yang secara langsung menyentuh kepentingan masyarakat hingga ke tingkat basis.

Baca Juga: Lirik Lagu Pepatah oleh Rizky Febian, Single Terbaru yang Dirilis 26 November 2021

Jutaan anggota Pemuda Pancasila yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, eksis dalam dinamika organisasi di tingkat nasional (Majelis Pimpinan Nasional), provinsi (Majelis Pimpinan Wilayah), kota/kabupaten (Majelis Pimpinan Cabang), kecamatan (Pimpinan Anak Cabang), hingga kader di kelurahan sebagai akar rumput atau basis massa terbawah.

Mereka terwadahi dalam organsiasi yang solid, dengan mengedepankan unsur keberagaman pendidikan, sosial ekonomi, usia, suku ,dan agama. Mulai dari preman hingga tokoh eksekutif, legislatif, pengusaha, tokoh agama, tokoh pendidikan, semuanya berpadu dalam wadah organisasi Pemuda Pancasila.

Dengan semboyan Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang, Pemuda Pancasila harus siap dan tidak akan surut dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi baik itu perubahan zaman, politik, sistem pemerintahan, kebijakan pemerintah, globalisasi, maupun penggantian pimpinan nasional (suksesi) sekalipun.***

Halaman:

Editor: Ambar Adi Winarso


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah