Namun, saat ini kritik yang disampaikan suporter dan netizen sudah masuk di luar nalar, dengan lontaran-lontaran yang kurang sedap dan terus dilakukan berulang-ulang.
Imbasnya, kritik jadi di luar konteks, dan turut mempengaruhi psikologis dari pemain dan official akibat yang disampaikan di luar nalar.
"Tapi kalau sampai keterlaluan dan bahkan mempengaruhi psikologi atlet atau pemain juga bisa dianggap sebagai sebuah kejahatan di dunia maya atau istilahnya online abuse. Dan itu saya sangat tidak setuju,” katanya.
Karenanya, Junianto menyayangkan bahwa kejadian online abuse selama ini dibiarkan berulang dan dianggap sebagai sebuah hal yang cukup wajar.
“Tindakan online abuse jangan sampai jadi hal yang diwajarkan. Apalagi kalau sampai terus menyerang personal pemain, official, atau siapa pun itu," katanya.
Baca Juga: Lirik Lagu Do Ya Wanna Taste It Opening Serial Peacemaker oleh Wig Wam
"Kritik atau maido dengan hal yang membangun. Support atau dukungan dari suporter itu sangat dibutuhkan oleh adek-adek pemain,” imbuhnya.
Junianto juga mencotohkan sebelumnya ada beberapa atlet bulutangkis di Indonesia yang menjadi dampak online abuse karena performanya turun dan menyerang hingga bentuk tubuh sang atlet.
“Sebelumnya ada juga kan, atlet bulutangkis kita performanya turun dan warganet menyerang bentuk tubuh, menyerang melalui kata-kata tidak pantas kepada atlet. Itu hal yang tidak benar,” katanya.