Dampak Anak-Anak Mendengarkan Lagu Dewasa, Begini Tanggapan Psikolog

- 14 Juli 2021, 09:38 WIB
Ilustrasi Anak-Anak Mendengarkan Lagu Dewasa Berdampak Negatif, Begini Tanggapan Psikolog
Ilustrasi Anak-Anak Mendengarkan Lagu Dewasa Berdampak Negatif, Begini Tanggapan Psikolog /my best in collections/Pixabay /



PORTAL JEPARA - Banyak orang tua yang bertanya-tanya, apakah anak-anak boleh mendengarkan lagu-lagu dewasa. Kalau tidak boleh, lalu apa dampaknya?

Hal itu juga menjadi keprihatinan, lantaran saat ini banyak anak yang mendengarkan kemudian menyanyikan lagu-lagu dewasa dengan tema orang dewasa juga tentunya.

Keresahan soal anak-anak yang mendengarkan lagu dewasa tak hanya dirasakan sedikit orangtua, namun banyak. hal itu juga mengundang keprihatinan para psikolog.

Perihal kebiasaan baru tersebut, anak-anak yang mendengarkan lagu dewasa, Psikolog Universitas Sebelas Maret Surakarta Berliana Widi Scarvanovi, S.Psi., M.Psi. memberikan tanggapannya.

Baca Juga: Pasang Kawat Gigi, Tips Ini Wajib Kamu Perhatikan

Menurutnya, anak-anak di bawah usia remaja memang tidak disarankan untuk diperdengarkan atau menyanyikan lagu dewasa. Khususnya lagu bertema percintaan dalam konteks laki-laki dan perempuan.

Secara psikologi ada tahapan perkembangan mulai dari bayi hingga dewasa tua. Di mana pada setiap masa perkembangan tersebut ada target-target dan standar-standar yang harus dicapai.

Anak usia sekian seharusnya diberikan stimulus apa, dapat melakukan apa, optimalisasinya harus di ranah mana, dan sebagainya.

Di usia anak-anak, imbuh Berliana, mereka memang lebih banyak ke arah eksplorasi, banyak ke arah belajar, ke arah tema-tema yang memang masih berkaitan dengan dirinya sendiri atau manajemen diri, dan bagaimana penguasaan terhadap lingkungan.

“Misalkan lagu mengajarkan bangun pagi, membersihkan tempat tidur sendiri. Lalu ‘Kalau kau suka hati tepuk tangan’ untuk pengenalan emosi sejak dini. Sehingga kalau ada stimulasi entah itu dalam bentuk lagu, film, dan lainnya ya yang harus berkaitan dengan hal-hal itu. Tidak boleh lagu-lagu yang belum sesuai dengan tantangan yang seharusnya dihadapi pada masa anak-anak,” jelasnya sebagaimana dilansir dari laman UNS, Rabu 21 April 2021.

Perihal dampak, Berliana menyebut pada awal masa kanak-kanak (usia balita sampai sekitar kelas 1 SD), mereka belum begitu mengerti apa yang didengarkan atau nyanyikan. Mereka baru sampai pada tahap imitasi atau meniru.

Baca Juga: Rencana Miliki Momongan di Masa Pandemi Covid-19, Ini Tips dari Dokter Obgin

Akan tetapi, semakin lama kognitif anak akan semakin matang dan berkembang pada level tertentu. Anak-anak pun akan mulai menanyakan diksi-diksi yang ada dalam lagu tersebut, seperti kata ‘cinta’ atau ‘pacar’ itu apa.

Jika orang tua tidak dapat menjawab dengan tepat, lalu anak justru bertanya ke teman atau orang lain dan memperoleh informasi yang kurang sesuai, itu lah yang mengkhawatirkan

“Anak mendapatkan informasi dan stimulasi yang tidak sesuai dengan usianya. Dampak lanjutannya macam-macam. Saya rasa salah satunya adalah pacaran dini. Dapat stimulasi dari lagu dan film percintaan yang tulisannya bimbingan orang tua, tapi anak menonton dan mendengarkan dengan bebas,” ujar Berliana perihal bolehkah anak-anak mendengarkan lagu dewasa. ***

Editor: Endro Anung S

Sumber: uns.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah