Pakar UGM Sebut Covid-19 di Wilayahmu Bisa Makin Parah, Ini Sebabnya

- 22 Juni 2021, 08:19 WIB
Pakar epidemiolog UGM Yogyakarta menyebut Covid-19 di Indonesia bisa saja semakin parah dari saat ini.
Pakar epidemiolog UGM Yogyakarta menyebut Covid-19 di Indonesia bisa saja semakin parah dari saat ini. /Renny T Hamzah



PORTAL JEPARA - Pakar epidemiolog UGM (Universitas Gadjah Mada) Yogyakarta menyebut Covid-19 di Indonesia bisa saja semakin parah dari saat ini.

Ada sejumlah alasan mengapa epidemiolog UGM tersebut menyebut akan terjadi lonjakan Covid-19 di Indonesia, jika faktor-faktor ini terjadi dan meluas di Indonesia.

Jangankan menghentikan Covid-19 seperti negara-negara eropa, kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini justru bisa memicu terus bertambahnya kasus Covid-19.

Baca Juga: Update Pasien di Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Jepara Pagi Ini

Dalam beberapa pekan terakhir, di beberapa daerah mengalami tren kenaikan kasus Covid-19. Bahkan, beberapa daerah mengalami lonjakan signifikan menebus rekor harian.

Hingga kemarin Minggu 20 Juni 2021, kasus positif Covid-19 secara nasional bertambah 13.737 sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 1.989.909 kasus.

“Kenaikan wajar karena 3T kurang dan masyarakatnya abai sama 5M,” kata epidemiolog UGM, Bayu Satria Wiratama sebagaimana dikutip dari laman resmi UGM, Selasa 22 Juni 2021.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jepara Hari Ini Selasa 22 Juni 2021, Karimunjawa Hujan Lebat Malam Ini

Kenaikan tajam kasus positif virus corona ini menurut epidemiolog UGM, menurut Bayu, bukan disebabkan varian baru saja, namun karena masyarakat abai akan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi.

Selain itu, pemerintah dinilai masih kurang dalam melaksanakan upaya pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing) dan perawatan (treatment) atau dikenal dengan istilah 3T.

Naiknya jumlah kasus Covid-19 akhir-akhir ini, menurut Bayu, menyebabkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) perlu dievaluasi apalagi masyarakat semakin abai akan protokol kesehatan.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG! Link Live Streaming Gratis Argentina VS Paraguay Copa America Pagi Ini

“PPKM mikro harus dievaluasi. Jangan diperpanjang tanpa evaluasi apapun karena kita tidak tahu kendala apa yang menyebabkan gagalnya PPMKM mikro. Selain masalah 5M yang tidak dijalankan masyarakat, ada peran pemerintah yang kurang disana terutama soal lawan hoaks dan orang-orang yang suka menyebarkan informasi salah,” tegasnya.

Disamping itu, Bayu Satria menilai varian baru bukan 100% penyebab utama dari naiknya kasus Covid-19 di tanah air. Namun kombinasi antara protokol kesehatan yang dilanggar terus menerus melalui pelonggaran disertai varian baru.

Soal munculnya wacana untuk melakukan lockdown untuk menekan laju kenaikan Covid-19, Bayu menyarankan pemerintah pusat dan daerah jangan terburu-buru dalam mengambil suatu kebijakan.

“Harus ada dasar yang jelas dari data maupun lainnya termasuk aspek epidemiologinya. Yang sering terjadi adalah kebijakan diambil tanpa pertimbangan yang jelas kemudian tidak pernah dievaluasi,” pungkasnya pakar epidemiolog UGM perihal Covid-19 di Indonesia. ***

Editor: Endro Anung S

Sumber: ugm.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah