Keren, Dinsos Semarang Siapkan Lokasi Percontohan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat, Ini Penjelasannya

- 23 Juni 2021, 17:03 WIB
Dinsos Kota Semarang tengah menyiapakan lokasi rehabilitas berbasis masyarakat.
Dinsos Kota Semarang tengah menyiapakan lokasi rehabilitas berbasis masyarakat. /Foto/dokumentasi/

 

PORTAL JEPARA - Keren, Bidang Rehabilitasi Sosial (Rehabsos) Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang tengah menyiapkan lokasi percontohan rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM).

Rencana pembuatan lokasi percontohan rehabilitasi berbasis masyarakat itu menyusul keberhasilan Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) Kota Semarang dalam menjangkau Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) di Semarang.

Kabid Rehabsos Dinsos Kota Semarang, Tri Waluyo menjelaskan, aktifitas TPD selama ini telah berjalan dengan baik.

Hal itu terlihat dari suksesnya melakukan pendampingan kelayan (istilah PPKS yang mendapat bantuan ).

"Ini merupakan waktu yang tepat membuat RBM. Kami awali dengan percontohan di satu kecamatan terlebih dahulu," kata Kabid Rehabsos, Tri Waluyo di Balai Kota Semarang, Jalan Pemuda 148 Semarang, Rabu 23 Juni 2021.

Tri Waluyo merasa yakin bahwa untuk menjalankan tujuan inti dari program percontohan rehabilitasi berbasis masyarakat memerlukan keterlibatan masyarakat.

Sebab, kata dia, masyarakat modern merupakan masyarakat yang terlibat dan berperan aktif dalam pembangunan kotanya, salah satunya dalam program RBM tersebut.

"Ini merupakan waktu yang tepat membuat RBM. Kami awali dengan percontohan di satu kecamatan terlebih dahulu," ujarnya.

Menurutnya, RBM tidak hanya sebatas program pemerintah, tapi juga bagian dari kearifan lokal bangsa Indonesia.

Terlebih di masa pandemi Covid-19 yang belum usai, konsep RBM menurutnya lebih efektif menangani persoalan sosial.

Di sisi lain, pihaknya perlu memastikan keamanan para personel TPD dari bahaya Covid-19 yang masih mengintai.

"Bangsa kita dikenal ramah, saling peduli satu sama lain. Dengan adanya percontohan akan mengurangi bertemunya para relawan dengan banyak, setidaknya dapat meminimalisir penularan virus," terangnya.

Tri menambahkan, program RBM sejatinya sudah dipersiapkan sejak lama. Sedangkan terkait dengan kecamatan yang ditunjuk, dirinya mengaku masih dalam tahap kajian terkait kesiapan sumber daya manusia (SDM).

Selanjutnya akan dikoordinasikan dan dikonsolidasikan dengan camat setempat.

"Konsep ini sebenarnya sudah disiapkan sejak 2017, saat masih bernama Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga (Dinsospora). Cuma waktu itu belum memungkinkan, selanjutnya difokuskan dengan pemisahan dari kepemudaan dan olahraga," urainya.

Seiring semakin efektifnya bidang rehabsos dengan TPD maka pemetaan potensi lokasi yang akan dibuat percontohan RBM menjadi semakin jelas.

Tri melanjutkan, konsep RBM tidak hanya melibatkan elemen pemerintah, tapi juga unsur tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan.

"Semuanya kita libatkan. Sebelumnya akan kita kaji terlebih dahulu dari data yang selama ini sudah terkumpul. Daerah mana saja yang punya potensi, berapa PPKS yang harus ditangani. Ini perlu dimatangkan dengan camat setempat," urainya.

Rencana percontohan tersebut disambut baik Koordinator TPD, Dwi Supratiwi. Dirinya mengaku tugas pendampingan terhadap kelayan akan lebih efektif dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat.

"Setiap hari ada laporan masuk yang harus langsung diasesmen, minimal tiga sampai lima orang. Selain itu ada juga yang butuh pendampingan harian yang minta dilayani secara berkelanjutan," katanya.

Menurutnya, dengan adanya RBM, semua elemen masyarakat akan mendapatkan peran yang sesuai dengan konsentrasinya.

Manfaat lain, kata dia, camat dan lurah bisa terbantu dalam mengurus masyarakat yang membutuhkan pendampingan. Ada yang bergerak dalam pembinaan keagamaan, keterampilan, kewirausahaan dan sebagainya.

"Semua harus saling bersinergi sesuai konsen masing-masing. Kami berharap kecamatan yang dijadikan percontohan RBM segera diresmikan," imbuhnya.***

Editor: Eby Ziyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah