PORTAL JEPARA - PW Fatayat NU Jateng siap menggelar roadshow ponpes di Jawa Tengah. Tujuannya, mencegah kasus bullying dan kekerasan anak terjadi di Ponpes.
Ketua PW Fatayat NU Jawa Tengah Hj Tazkiyyatul Muthmainnah menyampaikan di sepanjang 2023 terdapat beberapa kasus kekerasan seksual pada anak di pondok pesantren di Jawa Tengah yang tercatat dan diproses secara hukum.
Misal kasus kekerasan seksual di salah satu pondok pesantren di Batang yang menimpa belasan korban santriwati dengan pelaku pengasuh pondok pesantren. termasuk kasus di Kabupaten Semarang dan kabupaten lain yang tidak dilaporkan, karena korban malu atau takut.
"“Oleh karena itu hari ini kita melakukan Focus Group Discussion (FGD) modul anti bullying dan kekerasan seksual di pondok pesantren. FGD ini diikuti Pengurus Wilayah Fatayat NU Jateng, utusan PC Fatayat NU se Jateng dan perwakilan beberapa pondok pesantren di Kota Semarang. Harapan nya, kami mendapat masukan," kata Tazkiyyatul Muthmainnah.
Baca Juga: Sebut Lulus Ospek, PPP Jateng Dorong Sandiaga Uno Jadi Cawapresnya Ganjar Pranowo
Hal itu disampaikannya dalam Focus Group Discussion dalam peringatan Harlah Fatayat NU ke 73 di PP Roudlotus Saidiyah Kota Semarang, Minggu (11/6/2023).
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Ketua DPR RI H Abdul Muhaimin Iskandar, Pengasuh Asrama Perguruan Islam ( API) Tegalrejo Magelang KH Yusuf Chudlori, Pengasuh PP Roudlotus Saidiyyah Semarang KH Muhammad Said Al Masyhad , Ketua PWNU Jateng KH Momamad Muzamil, Jajaran PW Fatayat NU Jateng serta PC Fatayat NU Se Jawa Tengah.
Pihaknya berharap pondok pesantren sebagai institusi pendidikan non formal turut melakukan evaluasi terkait masih adanya praktek-praktek kekerasan, baik verbal, fisik maupun seksual dengan menerapkan kurikulum pesantren yang ramah anak.
Peran pengasuh dan pengurus pondok sangat penting dan menjadi contoh serta garda depan dalam mencegah terjadinya bullying dan kekerasan. Serta mampu memberikan edukasi kepada pengurus dan santri dari berbagai bentuk perilaku bullying.