Tenang, Masyarakat Tanpa Gejala Covid-19 Bisa Isolasi Mandiri di Rumah, Ini Penjelasannya

3 Juli 2021, 08:32 WIB
Tenang, masyarakat tanpa gejala Covid-19 bisa isoman di rumah, ini penjelasannya /Tangakapan layar akun Youtub IDI Kota Semarang

PORTAL JEPARA - Masyarakat yang tertular virus Covid-19 tanpa mengalami gejala atau gejala masih ringan bisa melaksanakan isolasi mandiri di rumah saja.

Kepala Instalasi Rumah Sakit Nasional (RSN) Diponegoro Semarang dr Meita Hendrianingtyas mengatakan, apabila seseorang terkonfirmasi positif Covid-19, dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT PCR yang mengalami tanpa gejala (asimptomatik) dan gejala ringan bisa melakukan isolasi mandiri di rumah.

Sementara bagi pasien yang mengalami gejala sedang sampai gejala berat bisa langsung rujuk ke Rumah Sakit.

Baca Juga: PPKM Darurat Jepara: Lockdown RT, WFH, Toko Buka Maksimal 20.00

''Jika mengalami gejala yang sedang bahkan berat. Antara lain, demam tinggi, lemah lesu berlebihan, muntah, sulit makan, sesak nafas, saturasi kurang dari 95 persen tanpa oksigen, penyakit kronis tidak terkendali, gula darah tinggi, tekanan darah tinggi atau tiba-tiba turun,'' kata dr Meita saat webinar yang diselenggarakan IDI Kota Semarang dan sejumlah lembaga lainnya melalui zoom meeting, kemarin.

Pihaknya menghimbau, apabila masyarakat yang pernah mengalami kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif, atau mengalami gejala yang mengindikasikan virus Covid maka segeralah untuk memeriksakan diri ke laboratorium untuk tes swab PCR.

Dalam tes ini, jenis spesimen yang dapat digunakan antara lain, usap (swab) nasofaring, usap (swab) orofaring, sputum asfirat saluran nafas bagian bawah.

Dikatakannya, waktu yang tepat untuk tes swab adalah untuk PCR yakni 8 hari setelah terpapar atau 3-5 hari setelah muncul gejala. Sementara untuk tes antigen yaitu 5 hari setelah terpapar atau 1-5 hari setelah muncul gejala. Jika tak bergejala, tes dihitung dari kapan waktu terpapar.

Baca Juga: Update Frekuensi Satelit Telkom 4 Terbaru Juli, Setting Ulang Semua Channel TV Indonesia

''Sekarang ini banyak ditemui, pasien yang tes swab disaat waktu yang belum tepat. Kemudian, hasilnya negatif palsu. Sementara tanpa dia sadari sebenarnya dia positif Covid-19,'' ujarnya.

Ia mengatakan, hasil negatif palsu jika orang sakit Covid-19 tapi hasil yang diperoleh negatif. Sementara, pasien tersebut masih keluar rumah dan beresiko menularkan orang lain. Hal tersebut disebabkan karena waktu tes swab yang terlalu awal.

Juga, jumlah virus yang terlalu sedikit. Atau, pengerjaan swab yang kurang dalam ke hidung biasanya sering memberikan hasil yang negatif padahal sebenarnya sakit. Bisa juga, petugas swab kurang berpengalaman.

''Jika sudah negatif, tes swab bisa diulang, apabila masih bergejala dan memiliki kecurigaan kuat mengarah Covid-19. Tes bisa diulang 3-7 hari kemudian,'' jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang dr Abdul Hakam mengatakan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) diharapkan lebih intensif lagi memberikan upaya-upaya apa saja dalam membantu Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk mengantisipasi penularan virus Covid-19.

Sekaligus memberikan dukungan dan motivasi bagi teman-teman.

''Selama ini Dinkes tidak bisa berjalan sendiri dalam menjangkau pasien yang terkonfimasi positif. Kami membutuhkan peran dari IDI untuk ikut menjangkau masyarakat yang tertular virus Covid-19,'' terangnya.***

Editor: Eby Ziyan

Tags

Terkini

Terpopuler