Kecamatan Mijen Dicatat Dinkes Kota Semarang Paling Tinggi Warganya Kasus Depresi

25 Oktober 2023, 15:35 WIB
Ilustrasi Kecamatan Mijen Dicatat Dinkes Kota Semarang Paling Tinggi Warganya Kasus Depresi. /Shutterstock

PORTAL JEPARA - Kota Semarang sebagai metropolitan rupanya berimbas pada ganguan kesehatan mental atau depresi pada warganya. Tahukah kalian kecamatan mana yang paling banyak warga terkena kasus itu.

Dari 16 kecamatan yang ada di Kota Semarang ada satu wilayah yang paling banyak orang mengalami gangguang kesehatan mental depresi.

Jangan kaget, rupanya kecamatan di Kota Semarang ini yang terkenal sejuk dan tenang justru paling banyak dari warga mengidap depresi.

Baca Juga: Mahasiswa UMP Berprestasi di KMI Expo XIV 2023: Lolos Sebagai Produk Utama

Melansir UNICEF bahwa pengertian depresi adalah salah satu bentuk kondisi kesehatan mental yang dialami banyak orang dan sering kali muncul berbarengan dengan kecemasan.

Kategori depresi bisa ringan dan sementara, atau berat dan berkepanjangan. Ada orang-orang yang mengalami depresi hanya sekali dalam hidupnya, ada pula yang mengalaminya berkali-kali.

Efek dari depresi bisa berujung pada tindak bunuh diri, tetapi hal ini bisa dicegah dengan dukungan yang tepat. Penting untuk mengetahui bahwa ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk membantu anak-anak muda yang memiliki dorongan untuk melakukan tindakan ini.

Baca Juga: Keterangan Jasamarga Terkait Dinding Saluran Mataram Jebol di Proyek Tol Yogyakarta Bawen

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, didapatkan ada kecamatan yang warganya banyak mengalami kasus gangguan kesehatan mental depresi.

Dinkes Kota Semarang mencatat jika Kecamatan Mijen, menjadi wilayah tertinggi kasus depresi di Kota Semarang.

Angka itu diperoleh dari hasil skrining kesehatan mental pada anak usia 4-18 tahun dan dewasa di atas 18 tahun dengan menggunakan SDQ.

Riset dilakukan dengan Dinas Kesehatan membagikan kuisioner melalui puskesmas setempat.

Baca Juga: Tokoh dan Masyrakat Papua Dukung Ganjar-Mahfud Capres dan Cawapres 2024, Ini Buktinya

Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, Puskesmas Mijen menyumbang angka kasus depresi tertinggi.

“Peta sebaran kasus gangguan depresi paling banyak ada di Puskesmas Mijen," kata Hakam, kepada awak media Rabu 25 Oktober 2023.

Data hasil skrining kesehatan mental yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang tercatat sebanyak 935 kasus hingga 10 Oktober 2023.

Baca Juga: Mall 23Semarang Usung Konsep Retail-Oasis yang Mewarnai Kota Semarang

Kasus kesehatan mental didominasi kasus gangguan depresi sebanyak 445 kasus.

Kemudian, kasus gangguan campuran axietas dan depresi sebanyak 276 kasus. Gangguan neurotik 31 kasus.

Gangguan somatoform 65. Gangguan insomnia ada 116 kasus. Sedangkan, kasus percobaan bunuh diri sebanyak dua kasus.

Data Dinkes Kota Semarang, wilayah di bawah naungan Puskesmas Mijen menyumbang 61 kasus.

Disusul, wilayah Puskesmas Rowosari dan Puskesmas Srondol masing-masing 36 kasus.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Nilai Peran Penting Santri Sebagai Kekuatan Indonesia

Kemudian, Puskesmas Padangsari 30 kasus. Puskesmas Halmahera dan Puskesmas Tlogosari masing-masing 24 kasus.

Puskesmas Ngesrep menyumbang 22 kasus. Puskesmas lainnya masing-masing menyumbang kurang dari 20 kasus.

Untuk upaya mencegah dan mengatasinya, Hakam menjelaskan, telah
menjadwalkan Posbindu rutin ditiap kelurahan dengan pemeriksaan antropometri, tekanan darah, gula darah, kesehatan jiwa, dan indera penglihatan/pendengaran.

"Kami juga meningkatkan awareness masyarakat dengan edukasi dan perluasan informasi tentang kesehatan jiwa," katanya.

Pihaknya juga melakukan pembentukan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) Kota Semarang, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan kader kesehatan melalui pelatihan ataupun workshop dengan menghadirkan praktisi psikolog dan psikiater.

Tak hanya itu, pihaknya juga memilah hasil skrining baik yang normal dan abnormal serta memberikan rujukan untuk melakukan wawancara psikiatrik lanjutan pada hasil abnormal.

Dinkes juga memiliki layanan SULTAN (Konsultasi Kesehatan Mental) di puskesmas.

"Bahkan kami sedang menyiapkan layanan SULTAN Online yang terintegrasi," katanya.***

Sebelumnya, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku prihatin adanya kasus dugaan bunuh diri di ibu kota Jawa Tengah.

Menurutnya, peran orangtua harus memperhatikan anaknya meski sudah beranjak dewasa. Orang tua dituntut harus peka terhadap perkembangan putra-putri masing-masinh

Dia menyebut, Kota Semarang sebenarnya ada layanan konseling dalam Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM).

Namun, RDRM selama ini memang fokus pada penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan persoalan kasus bullying di sekolah.

Pasalnya, domain Pemkot Semarang saat ini hanya menangani tingkatan sekolah TK, SD, hingga SMP saja.

Menurutnya, perlu ada kolaborasi dalam mencari solusi masalah ini. Persoalan pada para pelajar khususnya mahasiswa, pihak kampus, orang tua kos, dan rekan-rekan harus bisa memahami.

"Sehingga, kasus seperti bunuh diri bisa dihindari. Karena mahasiswa ini tidak mesti warga Semarang, dan kebanyakan anak kos yang merantau dari daerah lain," katanya.***

Editor: Wahyudi Dwi Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler