Waduh! Kematian Ibu Dan Bayi Di Jateng Tinggi, Ini Angka dan Penyebabnya

- 25 Maret 2022, 14:34 WIB
Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko sebut Kematian Ibu Dan Bayi Di Jateng Tinggi
Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko sebut Kematian Ibu Dan Bayi Di Jateng Tinggi /dok. dprd jateng

"Penyebab terbesar yang mengakibatkan ibu meninggal setelah melahirkan dikarenakan pendarahan. Jumlahnya sebanyak 33 persen. Sedangkan di urutan kedua karena hipertensi sebesar 27 persen. Sisanya karena infeksi, kardiovaskuler, dan lain-lain," terangnya.

Tak hanya itu, Angka Kematian Balita (AKABA) di Jawa Tengah pada 2021 sampai dengan triwulan III dilaporkan sebanyak 3.224 kasus. Beberapa penyebab kematian balita antara lain pneumonia, penyakit bawaan, diare, cedera, campak dan malaria di daerah endemis.

Baca Juga: Netizen Serbu Instagram PSIS Semarang Usai Kalah Lawan Persipura 4 Gol Tanpa Balas

Selain infeksi penyakit, faktor pola asuh juga menjadi faktor penyumbang kasus kematian balita. Dikatakan, masih perlu upaya edukasi dan peningkatan pemahaman orang tua dan pengasuh untuk menerapkan pola asuh secara benar kepada balita.

"Perilaku hidup sehat menjadi hal yang penting untuk ditanamkan pada masyarakat sejak mulai usia dini. Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat adalah melalui program Open Defacation Free (ODF) atau Bebas Buang Air Besar Sembarangan," tandasnya.

Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah provinsi adalah meningkatkan jumlah desa/kelurahan agar terverifikasi sebagai ODF melalui pemberian jamban kepada kepala keluarga. Pada tahun 2021, jumlah desa/kelurahan ODF 8.523 desa kelurahan, tetapi masih terdapat 1.693 desa/kelurahan yang belum ODF. ***

Halaman:

Editor: Endro Anung S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah