"Dilihat di desa kepengurusannya masih ada apa enggak, segera benahi," katanya.
Kedua, selain mempertahankan basis pemenangan juga menggarap potensi suara basis milenial.
Di mana hasil survei pada 2019 ada 70 persen suara anak muda yang belum maksimal tergarap.
"Pemilih potensial itu banyak main di medsos, di era transformasi era digitalisasi, tidak ada lagi kampanye dangdutan atau bagi sembako," katanya.
Ketiga, Zainudin Amali mengajak kader harus terbiasa dengan media sosial. Semua kader terutama anggota DPR, DPRD kepala daerah dan pengurus harus punya akun medsos.
"Ini menjadi persyaratan. Itu harus dicek semua pengurus familiar dengan medsos," katanya.
Keempat, para wakil rakayat, pejabat dan pengurus Golkar untuk aktif bersuara di media massa.
"Sebagai sarana kritik membangun, jangan lemah tapi jangan overdosis, jangan semua dikomentari," katanya.***