Wartawan Palestina Bingung Siapa Lawan dan Kawan, Ditangkapi Saat Liput Protes di Markas Presiden

- 7 Juli 2021, 14:54 WIB
Wartawan Palestina Bingung Siapa Lawan dan Kawan, Ditangkapi Saat Liput Protes di Markas Presiden
Wartawan Palestina Bingung Siapa Lawan dan Kawan, Ditangkapi Saat Liput Protes di Markas Presiden /Reuters/Mussa Qawasma

PORTAL JEPARA - Para jurnalis atau wartawan Palestina kini menghadapi dua ancaman penangkapan di Tanah Air nya sendiri. Antara tentara Israel dan keamanan Palestina.

Mereka bingung siapa yang menjadi kawan dan siapa yang menjadi lawan saat keamanan Palestina ikut menangkapi mereka.

Hal itu terjadi saat melakukam aksi protes di dekat markas Presiden Palestina , pada Senin 5 Juli 2021. Mereka ditangkap dan dibawa ke kantor polisi.

Baca Juga: Ribuan Tentara Afghanistan Melarikan Diri ke Tajiksitan Usai Diserang Taliban, Pasukan AS ke Mana? 

Karenanya wartawan Palestina melakukan pemogokan satu jam pada hari Selasa 6 Juli 2021, sebagai protes terhadap kegagalan keamanan Palestina untuk melindungi profesi mereka.

Melansir Arab News, Omar Nazzal, anggota Sindikat Jurnalis Palestina, mengatakan kepada Arab News bahwa sebagian besar jurnalis radio, online, dan lepas ikut serta dalam protes tersebut.

“Mereka berhenti bekerja selama satu jam untuk memperjelas bahwa jurnalis Palestina tidak akan menerima serangan terus menerus dan pembatasan yang diberlakukan. Tujuannya adalah untuk membungkam kami dan mereka berpikir bahwa efek mengerikan ini akan menghentikan kami dari bekerja. Mereka salah,” katanya.

Baca Juga: Setelah HMS Defender Inggris, Giliran Fregat Belanda Terobos Perairan Laut Hitam: Ngacir Dikejar SU-24 Rusia

Dalam seruannya untuk penghentian kerja, sindikat itu mengutuk penangkapan enam wartawan pada hari Senin, memperingatkan bahwa itu bertentangan dengan janji yang dibuat oleh perdana menteri.

"Pagi ini Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh berjanji untuk menghormati kebebasan berekspresi dan pers, namun keamanan Palestina bertentangan dengan pernyataannya," katanya.

Pada Senin, Hind Shraydeh, seorang presenter di Watan TV, mengatakan “Ketika saya mendengar tentang penangkapan suami saya Abby Aboudi, saya membawa anak-anak dan ayah mertua saya ke kantor polisi. Saya terus bertanya tentang suami saya dan saya berteriak menuntut kebebasannya.”

Baca Juga: Kesengsem dengan Cewek Rusia, Lakukan 10 Cara Ini Auto Taklukan Hatinya 

Saat suaranya semakin keras, para jurnalis mulai merekam, dan tiba-tiba Hind mendapati dirinya diserang.

“Saya disemprot merica dan dipisahkan dari anak-anak saya ketika saya ditarik ke kantor polisi,” katanya.

Dia kemudian diizinkan untuk melihat suaminya dan dibebaskan tanpa menandatangani janji yang diminta polisi untuk dia tanda tangani.

Baca Juga: Semenanjung Krimea Memanas, Kapal Patroli dan SU-24M Rusia Bom Kapal Perusak Inggris HMS Defender 

Moamar Orabi, direktur situs web Watan TV, mengatakan kepada Arab News bahwa dia termasuk di antara jurnalis yang diserang pada hari Senin saat dia meliput protes.

“Saya berada di lokasi dekat Muqata (markas besar presiden Palestina) dan saya berbicara dengan tenang dengan salah satu pasukan keamanan Palestina lokal tentang perlunya menghormati hukum dan perlindungan jurnalis,” katanya.

“Tiba-tiba, satu unit polisi datang dipimpin oleh seseorang dengan tudung dan dia menunjuk ke saya memberi tahu rekan-rekan sekuritinya bahwa saya adalah penghasutnya. Mereka mulai memukuli saya dan pada saat yang sama, sejumlah besar pengunjuk rasa Palestina datang membantu saya dan menyelamatkan saya dari serangan yang tidak beralasan,” tambahnya.

Apa yang terjadi di Palestina “sangat menakutkan,” kata Orabi. “Kami melihat awal pembentukan negara polisi; kita tidak lagi tahu siapa kawan atau lawan.”. ***

Editor: Ambar Adi Winarso

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah