Tantangan Serius Kota Semarang, Penurunan Muka Tanah dan Dampaknya pada Lingkungan dan Infrastruktur

- 8 November 2023, 18:49 WIB
Tantangan Serius Kota Semarang: Penurunan Muka Tanah dan Dampaknya pada Lingkungan dan Infrastruktur
Tantangan Serius Kota Semarang: Penurunan Muka Tanah dan Dampaknya pada Lingkungan dan Infrastruktur /Wahyudi D. Hartanto

PORTAL JEPARA - Kota Semarang, salah satu kota yang terletak di pantai utara Pulau Jawa, Indonesia, telah mengalami pertumbuhan populasi yang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Pertumbuhan di Kota Semarang  tidak hanya terbatas pada jumlah penduduk, tetapi juga mencakup perkembangan infrastruktur yang dinamis.

Namun, di balik kemajuan ini, Kota Semarang menghadapi tantangan serius yang mengancam stabilitas lingkungan dan infrastruktur kota, yaitu penurunan muka tanah atau land subsidence.

Penurunan muka tanah adalah masalah geoteknik yang dapat memiliki dampak besar pada lingkungan dan kualitas hidup penduduk.

Baca Juga: Jaga Stabilitas Ekonomi di Indonesia, Kurator bukan profesi penyebab perusahaan Pailit

Dalam upaya untuk memahami masalah ini lebih dalam, Konten Jateng telah mengadakan dialog interaktif dengan narasumber-narasumber kompeten di bidangnya, membahas tema "Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang, Sejauh Mana Dampaknya?"

Profesor Suripin dari Universitas Diponegoro (Undip) menjelaskan bahwa penurunan tanah di Kota Semarang mencapai 12 cm per tahun, dengan titik tertinggi mencapai 15 cm per tahun di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas dan perbatasan Demak.

Ini terjadi karena struktur tanah yang empuk, berair, dan mudah mengalami pemadatan saat airnya berkurang.

Penelitian menunjukkan bahwa penurunan tanah di kawasan perkotaan seperti Semarang disebabkan oleh campuran faktor alamiah dan aktivitas manusia.

Baca Juga: PNM Berdayakan Masyarakat Banyumas Melalui Ruang Pintar dan Budidaya Madu Klanceng

Penurunan muka tanah merupakan fenomena alamiah yang dapat dipercepat atau diperparah oleh tindakan manusia.

Menurut Profesor Suripin, solusinya adalah melibatkan semua pihak untuk menghentikan atau menghambat penurunan muka tanah.

Beberapa faktor utama yang berkontribusi pada penurunan muka tanah di Kota Semarang adalah:

Adanya eksploitasi air tanah, pengambilan air tanah dalam jumlah besar untuk keperluan industri, perumahan, dan pertanian menyebabkan penurunan muka tanah.

Baca Juga: Resmi Dibuka REZ Hotel Semarang Bergaya Flagship, Mbak Ita: Keren Persembahan dari Gen Z

Ketika air tanah dieksploitasi, ruang kosong yang ditinggalkan oleh air di bawah permukaan tanah menyebabkan tanah di atasnya menjadi lebih padat dan cenderung turun.

Pembangunan infrastruktur, seperti embangunan gedung-gedung bertingkat dan infrastruktur besar juga dapat menyebabkan penurunan muka tanah.

Berat bangunan dan fondasi yang ditanam ke dalam tanah dapat menyebabkan kompresi dan perubahan pada struktur tanah di sekitarnya.

Penurunan muka air laut, perubahan iklim dan pengambilan air tanah yang berlebihan telah menyebabkan penurunan muka air laut di Kota Semarang.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: PSIS Semarang Jual Sabillah, Incar Striker Kualitas A1 Pengganti Vitinho dan Marukawa

Zona pesisir Semarang mengalami penurunan dengan tinggi mencapai 4 hingga 16 cm per tahun.

Dampak dari penurunan muka tanah tidak dapat diabaikan. Salah satunya adalah masalah drainase kota yang memburuk, meningkatkan risiko banjir terutama saat musim hujan.

Air hujan sulit mengalir ke saluran drainase, menyebabkan banjir di berbagai wilayah kota.

Kerusakan ekonomi juga dapat timbul akibat kerusakan bangunan dan infrastruktur yang disebabkan oleh penurunan muka tanah.

Baca Juga: PSIS Semarang Orbitkan Pemain Muda Nunung saat Lawan Bhayangkara FC, Ini Susunan Daftar Pemain

Pemerintah Kota Semarang dan lembaga terkait telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi masalah penurunan muka tanah.

Beberapa langkah yang diterapkan termasuk regulasi yang lebih ketat untuk mengendalikan eksploitasi air tanah, pengembangan sistem drainase yang lebih baik, dan pembangunan waduk penampungan air hujan untuk mengurangi risiko banjir.

Meningkatkan pengembalian air ke dalam tanah juga merupakan solusi yang dapat dilakukan oleh semua orang tanpa biaya yang tinggi.

Selain itu, pemerintah dapat mempertimbangkan memperluas jaringan PDAM sebagai pengganti pengambilan air tanah secara langsung.

Baca Juga: Perempuan Muda Pati Bisa Memulai Usaha Kuliner Berkat Pelatihan dari Srikandi Ganjar

Kota Semarang perlu mengambil langkah-langkah tegas untuk menghadapi penurunan muka tanah ini demi menjaga stabilitas lingkungan, infrastruktur, dan kualitas hidup penduduknya.

Hanya dengan tindakan yang tepat, Kota Semarang dapat mengatasi tantangan serius ini dan memastikan kelangsungan pembangunan yang berkelanjutan.

Editor: Wahyudi Dwi Hartanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x