"Kalau yang berbicara data risikonya memang yang terlibat akan muncul semua," katanya.
Sebenarnya, Solichul Huda menyebut jika penyimpangan kredit Bank Jateng Cabang Jakarta dan Blora bisa dicegah dengan sistem metode deteksi Suspicious Fraud.
Pada metode Suspicious Fraud, potensi penyimpangan penyaluran pinjaman tersebut bisa dicegah dengan risiko kredit macet dan akan terdeteksi sebelum pencairan.
"Kalau berpotensi macet akan dibatalkan pencairannya," katanya.
Ia menambahkan Bank Jateng memiliki auditor serta tim anti fraud yang seharusnya bisa ikut membantu penyidik kejaksaan menguak lebih dalam kasus dugaan korupsi ini.
Sebelumnya Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dittipidkor) Bareskrim Polri mengungkap kasus dugaan tindak pidana korupsi pada Bank Jateng di cabang Blora dan cabang Jakarta yang merugikan keuangan negara mencapai Rp597,97 miliar.
Dua orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi Bank Jateng Cabang Jakarta dan tiga tersangka dalam kasus BPD Jateng Cabang Blora.
"Perkara ini sudah dinyatakan P21 (lengkap) untuk pelimpahan tahap II (tersangka dan barang bukti) akan dilakukan pada Januari 2022," kata Cahyo, melansir Antara, Senin 27 Desember 2021.
Cahyono menjelaskan, kasus korupsi pada Bank jateng Cabang Jakarta berupa pemberian kredit proyek tahun 2017 sampai 2019 diduga dilakukan oleh tersangka BM selaku pimpinan Bank Jateng Cabang Jakarta dan BS selaku Direktur PT Garuda Technologi (debitur).